"Bu..." dia mengangguk tapi sorot matanya terpaku bbrp detik...
aku cuma bilang, "Jangan nangis, ngga ada balon !"
Ia tertawa & ia pergi membawa barang2...
Ketika sampai di rumah, ia membukakan tombol pintu tempatku duduk dari tempatnya...
Aku cuma bilang, "saya turun sini aja..."
Kemudian ia lari turun membuka kunci pintu rumah & mulai terlihat bingung + panik, yg akhirnya jadi mondar-mandir...
"eh... gw ngga disable ya ! Daripada loe mondar-mandir ngga jelas gitu, mending loe bukain gw pintu !"
Akhirnya ia mulai mengatur ritmenya...
Bisa dibilang ~ aku ngga pernah menggunakan bahasa loe-gw ke supirku selama bertahun2 ia bekerja di rumah... tapi entah kenapa, bahasa itu keluar disaat aku ngerasa "aku dikasihani" ... ada "lil proud" yg terganggu...
"apakah aku smp sebegitu tidak berdayanya ?"
Niat baiknya sampe, tapi tetap ada rasa yg terganggu...
Jadi inget film yg aku tonton ~ ada kakek2 nyebrang di lampu merah, jalannya udah tertatih-tatih... ada perempuan muda yg berjalan di sebelahnya... tadinya ia jalan cepat, akhirnya ia mulai memperlambat ritme jalannya menyesuaikan ritme jalan kakek2 tadi sambil "terlihat" ia sibuk dgn hp-nya... walaupun lampu penyeberang udah mulai berganti mjd merah, tapi pengendara semua ngga ada yg klakson melihat kondisi kakek2 tadi...
Dari film ini terlihat bhw menolong orang dlm kondisi "lemah" tanpa membuat ia nampak lemah...
