Senin, 25 Februari 2013

KETIDAKSEMPURNAAN

Hari itu adalah hari rabu, sehari setelah aku pulang dari Bandung. Aku menghampiri Ayah, menanyakan kabar Ayah & mulai bercerita sebagai oleh-oleh pengalaman hal yg aku alami kemarin.

Ayah paling suka diajak ngobrol, rupanya didalam percakapan yg sering dilakukannya, Ayah banyak belajar hikmah & pengalaman hidup orang lain.

Ayah minta dipindahkan dari tempat tidur ke sofa panjang yg terletak di kamar Ayah. Saat itu, aku, adikku & sekretaris Ayahku duduk di lantai. Persis seperti santri yg sedang menanti petuah dari Ajengan.
Ayah mulai bertanya, apa yg aku lakukan & alami selama berada di Bandung...
Aku bercerita bahwa aku bertemu Tukang Parkir yg sudah renta (aku sudah mengenal tukang parkir itu kurang lebih 10 tahun), kondisinya ia tidak mendengar, tidak bisa berbicara, tidak bisa diajak berkomunikasi. Yg aku tau bahwa ia hidup sendiri, tetangganya tidak pernah tau siapa namanya & ia tinggal di mana.
Ketika Tukang Parkir itu melakukan pekerjaannya, ia hanya mengeluarkan peluit, berjalan & berdiri di tengah jalan, menghentikan kendaraan yg melintas agar dapat memberi kesempatan pada kendaraan yg baru selesai parkir.

Malam saat aku berada di Bandung & melewati tempat dimana Pak Tua itu bekerja, aku meminta supirku untuk menghentikan kendaraan . Aku mengeluarkan sejumlah uang dari saku.
Aku berusaha memanggilnya dengan melambaikan tanganku, tapi ia tidak melihatku. Saat aku memanggil Pak Tua itu, tukang parkir yg lain memperhatikanku sehingga ia menghampiriku, "gimana, Neng... Ada yg bisa dibantu ?". Aku minta tolong padanya, "punten, Kang... Minta tolong dipanggilkan Aki". Tukang parkir tadi akhirnya menggandeng tangan Pak Tua. Pak Tua terlihat kebingungan...
Aku segera memberikan uang yg telah aku siapkan tadi. Pak Tua spertinya mengucapkan terima kasih sambil mengangguk-angguk tapi kata-kata yg terucap dari mulutnya aku sama sekali tidak mengerti, akhirnya aku melanjutkan perjalanan....

Ayah mulai meneteskan air mata... Giliran ia juga bercerita...
Suatu hari, Ayah berjumpa dengan tukang parkir (sebut saja namanya Uri) yg bentuk tubuhnya tidak sama dengan orang-orang pada umumnya (salah satu lengannya panjangnya lebih panjang dari yg lain, begitu pula dgn kakinya) tingginya hanya setinggi kendaraan (mungkin juga bisa lebih rendah). Ayah melihatnya dengan khawatir krn tinggi tubuh tukang parkir bisa memungkinkan ia menjadi korban tabrakan...
Setelah bertemu, ngobrol dengannya, Ayah diundang untuk datang ke rumahnya. Ayah datang.
Ayah datang bersama beberapa orang teman Ayah.
Ayah berjumpa dengan keluarganya... Istri & anaknya.
Ayah mulai banyak bertanya tentang area tempat tinggalnya, tetangga, dsb.
Temannya Ayah mulai terusik ingin bertanya ...
"bu, kenapa sih mau dengan Bpk Uri ?" ditanya seperti itu, pasangan suami tersebut hanya tersenyum...
"Sudah menjadi rezeki saya, Pak..." jawabnya...

Semua yg berada di ruangan tersebut terdiam, tidak berani melanjutkan pertanyaan lagi...